Palladino Janji Setia di Parma

lensaremaja.com – Striker utama milik Parma, Raffaele Palladino mengatakan ia ingin tetap bersama klubnya, bahkan jika itu berarti Parma harus turun kasta ke Serie D.

The Ducali dalam kesulitan keuangan yang mengerikan, dan harus dapat menghindari tuntutan hutang oleh Lega Serie A hingga akhir musim ini.

Klub akan diizinkan untuk memulai musim depan di Serie B jika pemilik baru dapat membayar semua hutang olahraga mereka, tetapi jika sebaliknya maka tim asal Emilian tersebut harus mulai lagi dari tingkat amatir di Serie D.

“Sungguh menakjubkan apa yang kita alami,” kata Palladino dalam wawancara bersama Corriere dello Sport.

“Setidaknya sekarang kita memiliki beberapa orang yang valid yang dapat bertanggung jawab. Sayangnya, kami belum dapat saling menghormati dalam saga ini, uang bukanlah prioritas kami.

“Saya kecewa, saya akan mendapatkan lebih banyak pesan atau panggilan dari rekan-rekan selain di Parma. Apa yang terjadi pada Parma bisa terjadi kepada orang lain, bagi mereka hanya memikirkan diri mereka sendiri adalah hal yang sangat tidak baik.

“Sekarang kami harus percaya diri, karena kita didukung oleh 200 karyawan yang tidak masih bersabar untuk tidak digaji selama berbulan-bulan.

“Kami harus berpikir positif, sepak bola di Parma tidak akan hilang, bahkan jika itu berarti mulai lagi dari Serie D.

“Aku sudah di Parma sejak 2010/11, untuk tiga tahun pertama segala sesuatunya sempurna meskipun kini Parma memiliki masalah perekonomian yang sangat pelik dan mengkhawatirkan.

“Saya memiliki kontrak hingga 2016, saya ingin tinggal meskipun harus bermain di Serie B, atau bahkan Serie D dengan kondisi yang tepat. Kalau tidak, aku akan pergi ke luar negeri. ”

Mantan striker Juventus tersebut sedang mencoba untuk melihat hal positif dalam situasi tersebut, mengatakan bahwa nasib Parma harus mengarah pada perubahan manajemen dan membuat peraturan yang jelas.

“Parma saat ini adalah klub yang telah memicu perubahan besar, kita akan diingat untuk itu.

“[Presiden FIGC Carlo] Tavecchio cenderung untuk mengubah aturan sepakbola. Perlu ada pengawasan perusahaan yang lebih besar, dengan kehidupan baru yang diberikan kepada sektor para pemain muda yang menjadi darah kehidupan sepakbola kami. ”