Inilah Profil Sosok Iwan Bopeng, Pendukung Ahok yang Ngamuk di TPS dan Sesumbar Tantang TNI!
Lensaremaja.com – Iwan Bopeng yang merupakan pendukung dari pasangan calon Pilkada DKI Jakarta 2017 yang telah viral di media sosial beberapa waktu ini. Pria paruh baya ini yang telah memiliki nama asli Fredy Tuhenay yang telah mendukung dengan baju kotak-kotak.
Sebelumnya, di salah satu TPS ucapan dirinya yang sangat provokatif lantaran keinginanya untuk “memotong-motong tentara”, sehingga dengan ini telah mendapatkan perlawan dari beberapa pihak yang melihat sikapnya tersebut.
Pihaknya yang telah memberikan tantangan kepada aparat tentara ini mendapatkan respon yang sangat banyak dari beberapa pihak. Banyak masyarakat yang telah menantang kelakuan Iwan Bopeng yang mengamuk di TPS tersebut.
Dari beberapa foto yang telah beredar di internet yang telah ditemukan, Iwan Bopeng adalah salah satu pendung dari Ahok-Djarot. Ada beberapa foto koleksi yang telah memperlihatkannya di salah satu akun twitter.
Polda Metro Jaya yang sudah mendengar adanya video Iwan Bopeng yang telah beredar luas di Youtube tersebut. terlihat dalam video dia yang marah-marah kepada para petugas pada pemungutan suara 27 di Jakarta Timur.
Pihaknya yang telah marah-marah ini lantaran rekannya yang tidak bisa mengguna hak pilihnya dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 ini. hal tersebut lantaran persyaratan yang dianggap tidak memenuhi syarat atministrasi.
Apa yang telah dilakukannya ini ternyata tidak dilakukannya di satu TPS saja. Namun juga telah dilakukan di beberapa TPS lainnya pada saat pemungutan suara Pilkada DKI 2017 ini dengan menggunakan modus yang sama.
“Kami selidiki ya, apakah itu unsur pidana atau tidak, yang penting nanti anggota kami akan melakukan itu, akan melakukan penyelidikan,” kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono, Minggu (19/2/2017).
Argo yang mengatakan, saat ini petugas yang masih melakukan analisa kepada video tersebut. apakah perilaku yang dilakukan Iwan Bopeng ini termasuk dalam kategori pelanggaran pidana pemilu apa tidak.
“Ya makanya kami konteksnya belum tahu, kami perlu pemeriksaan dulu,” ungkapnya.
baca juga :