Berita Hari Ini: Begini Tanggapan Ahli Psikolog Soal Kasus ‘Pamer’ Bunuh Diri Lewat Video Live FB!
Lensaremaja.com – Dalam kasus Pahinggar Indrawan yang telah melakukan aksi nekat bunuh diri dengan menggantungkan diri diatap rumahnya. Aksi bunuh diri live FB ini juga memperlihatkan isi hatinya yang mengatakan, kalau dia menyayangi anak-anaknya dan istrinya.
“Yang kita pertanyakan, kalau pelaku ini merindukan istrinya dan menyayangi anaknya maka bukankah sesungguhnya dia ingin hidup dan berumur panjang bersama istri dan anaknya. Tapi sekarang ironis, dia rindu istrinya dan sayang anaknya tapi dia memilih untuk mengakhiri hidupnya,” ungkap psikolog Reza Indragiri, Jumat (17/3/17).
Dalam aksi bunuh live FB tersebut, Reza menilai kalau telah timbul adanya pertanyaan lain, ialah apakah benar Indra melakukan hal tersebut untuk kebutuhannya mendapatkan pertolongan atau semata untuk ‘pergi.
“Nah pertanyaan yang muncul adalah apakah pelaku ini memang sungguh-sungguh ingin mengakhiri hidupnya atau lebih pada keinginan untuk mencari pertolongan dan mendapat bantuan,” katanya.
Jika memang aksi bunuh diri live FB terbut hanya untuk mendapatkan bantua, maka apa yang telah dilakukan Indrawan terbilang gagal, karena hal itu justru malah keblabasan dan merenggut nyawanya sendiri.
Reza mengatakan, dari banyaknya kasus bunuh diri yang telah dilakukan seseorang, mereka mengaku akan menggagalkan niatannya tersebut jika ada seseorang yang mau mengulurkan tangannya atau mendengarkan terlinganya untuk mendengarkan bagaimana detik-detik dalam upaya aksi bunuh diri tersebut.
“Nah ini pesan pada kita bahwa kalau saja orang-orang yang melakukan bunuh diri tersebut pada dasarnya ingin mencari pertolongan atau bantuan maka semestinya masih ada yang bisa kita lakukan menjelang orang tersebut mengakhiri hidupnya,” tutur Reza.
“Tapi karena tidak tersedia telinga, tidak tersedia mata, tidak tersedia tangan yang diulurkan maka ya sudah orang itu semakin tenggelam dalam pemikiran sempit bahwa bunuh diri adalah solusi, padahal ini adalah solusi yang salah,” tambahnya.
Lebih dalam lagi, terkait dengan adanya bunuh diri live FB tersebut, Kata Reza, efeknya akan pada copycat suicide, atau seseorang melakukan aksi bunuh bukan karena adanya tekanan atau masalah berat, namun karena faktor untuk meniru.
“Kenapa akhirnya ada orang yang bunuh diri dengan latar belakang copycat suicide, karena orang-orang tersebut secara salah menangkap pesan dari kita bahwa ternyata aksi tragis semacam ini diekspos habis-habisan oleh media sehingga bisa viral. Kita harus tegaskan di samping sedih, prihatin, ini salah besar,” katanya.
“Kita boleh bersedih, merasa kehilangan. Tapi demi kepentingan bersama, pesan yang paling harus kita garis bawahi adalah salah! salah! Jangan ditiru! Bukan menyelesaikan masalah (dengan bunuh diri), justru memperlebar dan menularkan masalah,”sambungnya.
Sehingga dengan ini pihaknya memberikan himbauan kepada seluruh masyaraka untuk tidak melihat video bunuh diri live FB tersebut. karena hal itu dapat berdampak pada inspirasi melakukan hal yang sama.
“Nonton adegan itu tidak ada gunanya, bagi orang yang sedang sedih, orang yang terpisah dari orang tersayang, orang-orang yang sedang bermasalah kan bisa jadi sangat rentan dan bisa jadi meniru, jadi tidak usah dilihat dan di-download,” tegas Reza.
baca juga :