Equinox Siap Melanda, Begini Prediksi BMKG Mengenai Cuaca di Jakarta!
Lensaremaja.com – Dari perkiraan yang telah dilakukan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terkait dengan adanya fenomena Equinox di Indonesia, pada wilayah Jakarta yang akan mengalami suhu udara lebih panas dari beberapa wilayah yang lainnya.
Fenomena Equinox ini yang akan terjadi pada Selasa 21 Maret 2017 besok. Perkiraan suhu tersebut adalah hasil dari pengamatan yang telah dilakukan BMKB pada beberapa wilayah Indonesia, dan hasilnya Jakarta yang diperkirakan akan mengalami kenaikan suhu tertinggi.
“Berdasarkan hasil pengamatan suhu maksimum di wilayah Indonesia, suhu maksimum terukur yang tertinggi saat ini terjadi di wilayah Jakarta, dengan kisaran 35,6 derajat Celsius,” kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG Yunus S Swarinoto, Senin (20/3/2017).
“Sedangkan untuk wilayah lainnya berkisar antara 33-35 derajat Celsius,” sambungnya.
Pihaknya menjelaskan, pada saat terjadinya fenomena Equinox ini, maka akan ada dampak distribusi dari cahaya matahari, yang telah diperkirakan relative lebih signifikan dari pada biasanya yang akan terjadi di sekitar ekuator.
“Akan tetapi, peningkatan suhu permukaan bumi tersebut tidak perlu dikhawatirkan. Karena kondisinya masih dalam batasan yang normal dan biasa. Tidak mengakibatkan peningkatan suhu udara drastis dan ekstrem,” ungkapnyanya.
Sedangkan, kata Yunus, pada saat terjadinya Equinox di seluruh wilayah Indonesia nentinya. Maka akan menyebabkan rata-rata dari suhu udara yang berada di kawasan Indonesia berkisar antara 32 hingga 36 derajat celcius.
Namun hal tersebut, di beberapa wilayah akan mengalami kondisi suhu udara yang berbeda. Hal ini tergantung pada kondisi cuaca, sehingga pada saat terjadi Equinox semua wilayah di Indonesia maka akan memiliki relative suhu yang berbeda.
“Dan itu tergantung pada kondisi cuaca. Jika banyak awan, maka suhu maksimumnya relatif tidak terlalu panas,” ucapnya.
Sedangkan Equinox diketahui adalah salah satu fenomena astronomi. Hal ini terjadi pada saat posisi dari matahari yang tepat berada di garis khatulistiwa. Fenomena ini merupakan kejadian alam yang memang telah terjadi pada setiap tahunnya sebanyak dua kali, yaitu pada tanggal 20-21 Maret dan 22-23 September.
baca juga :
