Terungkap, Ini Penyebab Longsor di Ponorogo Versi Tim Kaji Cepat UGM!
Lensaremaja.com – Adanya beberapa pemicu dari lonsor yang terjadi di Desa Banaran, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, hal ini menurut dari tim kaji dari Universitas Gajah Mada (UGM) pada Sabtu (1/4/17). Pemicu dari adanya kejadian tersebut adalah perubahan tata guna lahan, curah hujan tinggi, kemiringan tebing, dan struktur batuan.
“Penyebab longsor di Ponorogo ini memang cukup kompleks,” ucap salah satu anggota tim kaji cepat UGM Bagus Bestari Kamarulah pada saat di Ponorogo, Selasa (4/4/17).
Pihaknya mengatakan, adanya lonsor di Ponorogo itu akibat dari kemiringan dari tebing yang mencapai 60 derajat sehingga menimbulkan adanya pergeseran tanah. Juga bentuk dari struktur tanah dan batuan yang telah merupakan hasil dari pelakukan gunung berapi.
“Jenis batuan itu memiliki sifat lepas-lepas, sehingga sangat rawan sekali terjadi longsor,” ujarnya.
Bagus mengatakan dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh tim kaji cepat UGM dengan tim peneliti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pada lokasi longsor di Ponorogo, sepanjang 1,5 kilometer telah ditemukan adanya zona lemah hal itu dilakukan dari titik nol longsor hingga ke sisi bagian selatan.
Selain itu, penyebab adanya lonsor di Ponorogo tersebut karena kondisi dari tata guna lahan yang berada di lereng perbukitan yang telah terlihat sangat mengawatirkan, hal tersebut lantaran adanya beberapa tanaman yang tidak layak untuk berada di lahan tersebut.
“Tanaman yang tumbuh di sekitar lereng lokasi longsor ini adalah tanaman jahe yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat, kemudian ada juga bambu, tanaman bambu. Jenis-jenis itu tidak cocok di tebing, harusnya di bawah tebing,” kata dia.
Bagus menilai, adanya penyebab longsor di Ponorogo tersebut karen cuaca hujan yang cukup tinggi. Terlebih, sebelum kejadian longsor hujan dikabarkan sempat menguyur kawasan tersebut selama kurang lebih tiga hari.
“Sehari sebelum kejadian itu, hujan terjadi mulai dari sore hingga tengah malah. Kondisi itu memicu terjadinya serapan air dalam tanah cukup tinggi, sehingga tanah dalam kondisi jenuh air,” tambahnya.
Tidak hanya itu, tim kaji cepat UGM juga telah mengakaji adanya potensi longsor di Ponorogo susulan. Hal tersebut dilihat dari tebing yang berada di sebelah kiri dan kanan lokasi bencana longsor.
baca juga :
Gubernur Jatim Janjikan Akan Bangun Rumah untuk Korban Longsor Ponorogo!