Begini Jika Kota Padang Dihantam Gempa 8,8 SR!
Lensaremaja.com – Di Padang, Sumatra Barat pada Kamis (4/5/17), telah terjadi gempa bumi dengan kekuatan 8,8 Skala Richter (SR), dalam gempa ini juga telah berpotensi menimbulkan tsunami. Adanya kejadian gempa Padang ini, seluruh Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Bandara Internasional Minangkabau (BIM) yang telah diketahui dikelola oleh PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region I (MOR I) dihentikan sementara.
BACA JUGA : Berita Terkini: Gempa Berkekuatan 7,1 SR Guncang Sangihe, Sempat Ada Peringatan Gelombang Tsunami dari BMKG!
Tim penanggulangan keadaan darurat dari fungsi Health Safety Security Environment (HSSE) dengan cepat telah melakukan pengevakuasian dan pengamanan kepada para pekerja sesuai dengan prosedur, hal itu dilakukan setelah sirine bahaya adanya gempa Padang telah berbunyi.
Para pekerja yang sudah berkumpul di titik aman atau assembly point telah dijalankan oleh tim. Setelah itu tim yang langsung melakukan pencatatan dan menghitung jumlah dari para pekerja yang selamat dari bencana gempa Padang.
Tak lama setalah itu, pada lokasi shelter parkiran motor ada sebuah teriakan lantaran tempat tersebut rubuh, hal ini menambah kepanikan pada saat ada kobaran api yang bersumber dari filling shed di area tanki avtur DPPU BIM.
Untuk melakukan pemandaman api tersebut, pemadam api dari Tim Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK) Angkasa Pura 2 telah diturunkan. Sekitar kurun waktu 30 menit korbaran api mampu dipadamkan oleh pemadam kebakaran.
Setelah itu, Tim First Aid DPPU BIM yang langsung membantu para korban yang mengalami luka dan beberapa petugas yang telah mengalami luka bakar setelah adanya gempa Padang ini. Kemudian para korban yang mengalami luka langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Setelah dirasa kondisi kondusif, para pekerja dan korban dalam gempa Padang ini telah berada di tempat evakuasi akhir. Menurut Operation Head (OH) DPPU BIM, Ridwan, keadaan telah dinyatakan aman.
Dalam kejadian yang berlangsung sekitar 90 menit itu, merupakan bagian dari simulasi dari keadaan darurat adanya gempa bumi dan tsunami, hal tersebut adalah bagian dari PT Pertamina MOR 1 di DPPU BIM.
Kata Ridwan, simulasi keadaan darurat ini memang sangat penting dilakukan untuk melakukan antisipasi pada tsunami dan gempa Padang atau keadaan bahaya lainnya yang terjadi. Dengan adanya simulasi ini, maka akan melatih para sumber daya manusia di Pertamanina, khususnya pada tim penanggulangan keadaan darurat untuk dapat berlatih menggunakan alat keselamatan.
“Bekerjasama dengan BPBD Sumbar, simulasi ini penting dilakukan guna mengatasi keadaan darurat saat terjadi gempa dan tsunami,” ucapnya.