Kisah Kucing Kucingan Jurnalis Yussran Pare Dengan Aparat Saat Mengabadikan Momen Gerhana Matahari 1983 !
Lensaremaja.com – Seorang jurnalis sebuah media berita ternama di Indonesia, yang kini telah menjabat sebagai Pimred di salah satu media berita lain, Yusran Pare, telah mempublikasikan kenanganya pada saat mengabadikan momen langka gerhana matahari total yang terjadi pada tahun 1983.
Padn hari Senin (07/03) kemarin, Yusran Pare telah mengunggah sejumlah fotto kenangannya pada saat mengabadikan momen dari peristiwa langka tersebut yang ia abadikan dan ia simpan secara sembunyi – sembunyi dari aparat.
Apa bila mempertanyakaan apa perbedaan dari jurnalis di masa tahun 1983 dan jurnalis pada saat ini, perbedaanya hhanyalah terletakpada peralatan yang gunakan olehpara jurnalis. Sedangkat untuk daya juang, semangat hingga kualitas dari para jurnalis tetap tergantung dari standart dari setiap media.
Mungkin kisah yang disampaikan oleh Yusran Pare terkait dengan kenangan gerhana matahari akan menjadi sebuah kenangan yang tidak terlupakan di kehidupanya. Yusran Pare sendiri hanya menuliskan beberapa paragraph saja, namun jurnalis yang juga telah menuliskan beberapa buki ini mampu mengirimkan pembacanya berda di tempat terjadinya hal tersebut.
Berikut Ini Adalah Cerita Yang Dituliskan Yusran Pare Pada Saat Berlangsungnya Gerhana Matahari 1983.
Kehebohan gerhana matahari total pada 9 Marret 2016 nanti kembali mengingatkan saya pada peristiwa langka yang berlangsung 33 tahun silam. Sebagai seorang wartawan pemula, mendapatkan tugas untuk meliput peritiwa langka seperti itu tentu sangat menantang.
Terlebih lagi, pada saat mengabadikan momen langka tersebut ditengah seruan pemerintah yang melarang siapapun untuk tidak menyaksikan gerhana matahari.lokasinya sendiri di Panganddaran, Ciamis, Jawa barat. Berlangsung juga petak umpet dengan aparat tentara yang diturunkan dari koramil serta hansip yang meengalangi warga dari ruang terbuka.
Berangkat menuju Pangandaran dengan menumpang Traft milik bang Arman Nasution bersama dengan reporternya, Bambang harrymurti. Pada saat itu, banyak wartawan serta fotografer yang berdatanganuntuk meliput.
Tapi tetap saja, aparat yang diturunkan untuk berjaga – jagamasih terus menyisir dan mengusir setiap orang yang masih berada diluar ruangan. Akan tetapi, kami berhasil menyusup ke hutan yang berada di samping pantai.
Baca Juga Cara Membuat Kacamata Gerhana Matahari, Dari Koran Bekas Dan Klise Foto, Sederhana Dan Praktis !!