FB Gubernur Bali Dipalsukan, Hina Nyepi Umat Hindu Membuat Masyarakat Resah !!
Lensaremaja.com– FB palsu yang mengatasnamakan Gubernur Bali Made Mangku Pastika telah membuat masyarakat Bali merasa resah.
Polda Bali Kombes Pol Hery Wiyanto selaku Kepala Bidang Hubungan Masyarakat menyatkan telah menerima laporan. Hal ini terkait dengan Humas Pemerintah Provinsi Bali yaitu karo telah melaporkan adanya Fb palsu.
Hery juga mengatakan akan melakukan langkah-langkah untuk menelusuri siapa yang membuat akun Fb palsu tersebut.
Langkah awal yang dilakukan Polda adalah memeriksa saksi-saksi pertemanan dari pemilik Fb paksu. Sema aktivitas dan pertemanan akan dilacak. Langkah berikutnya adalah memeriksa teman pemilik Fb tersebut.
Tak hanya itu Polda Bali juga akan menelusuri kaitan pemalsuan akun pemilik gubernur Bali. Diduga kemungkinan ada hal-hal lainnya yang belum diketahui.
Dalam akun FB palsu diketahui mengandung hal-hal yang mencemarkan agama. Jika hal demikian telah terjadi maka tindakan criminal berupa penistaan agama. Untuk itu Polda Bali akan mengenakan pasal terkait penistaan agama yang sudah melanggar UU ITE.
Dalam akun Facebook palsu made Mangku Pastika terdapat postingan seperti ini: “nyepi buang waktu saja, nggak bisa kemana-mana. Kalau saya bilang F*** H****, apakah kantor gubernur akan dihancurkan? Ahhhh F*** H**** Bali”
Hery juga menjelaskan akan memeinta bantuan petugas Cyber crime Mabes Polri untuk mengusut tuntas iapa dalang dibalik pemalsuan akun tersebut.
Sebelumnya diketahui usai perayaan Nyepi, ribuan warga Denpasar menyaksikan tradisi omed-omedan di Desa Adat Sesetan.
Ditutukan oleh ketua adat Desa Sesetan Jhon Darmawan, tradisi omed-omedan adalah ajang silaturahmi antar pemuda. Dimana tradisi ini diikuti oleh pemuda yang ada di desa tersebut.
Setiap tahun tradisi ini selalu digelar. Yang ana Omed Omedan menjadi tradisi leluhur. Jika tradisi ini tidak dilakukan sesuatu akan terjadi.
Selain pemuda desa, rupanya tradisi ini menarik para wisatawan. Karena omed omedan tidak terdapat di daerah mana pun juga.
Tradisi ini meliputi satu pasang pemuda pemudi yang digendong oelh sejumlah orang kemudian dipertemukan. Mereka saling berpelukan dan ‘kiss’.
Jika ‘kiss’ yang dilakukan terlalu lama maka mereka akan diguyur dengan air. Tak sedikit mereka menolak untuk di ‘kiss’ pemuda yang dipertemukannya.
baca juga :
Berita Terkini: Waspada, Pakai FB Dukun Ini Kirim Black Magic Pada Korban, Makin Modern Bukan?