Selain Indonesia, Gerhana Bulan Juga Dapat Dilihat di 5 Benua Malam Ini!
Lensaremaja.com – Jelang Amerika Serikat mempersiapkan kedatangan gerhana Matahari total pada tiga peka mendatang. Namun dalam waktu dekat belahan bumi yang berbeda akan menunjukkan fonomena kosmis yang juga turut melanda Planet Biru.
BACA JUGA : Gerhana Bulan 2017 Menerpa Malam Ini, Begini Tata Cara Salat Gerhana Bulan!
Dilansir dari The New York Timen, Senin (7/8/18), pada Senin malam nanti di beberapa kawasan yang berada di benua Asia (termasuk Indonesia), Eropa, Antartika, Afrika, dan Australia akan diperlihatkan adanya gerhana Bulan sebagian (partial lunar eclipse) hingga pada Selasa dini hari, tergantung dari pembagian waktu setepat.
Pada dasarnya, fenomena gerhana Bulan 2017 merupakan kebalikan dari adanya gerhana Matahari. Karena pada saat terjadinya gerhana Matahari maka yang telah menghalangi cahaya adalah Bulan. Pada saat gerhana lunar, Planet Biru yang telah diapit oleh Matahari dan Bulan.
Karena pada saat itu, Bumi telah menghalangi cahaya Matahari yang menuju Bulan. Sehingga gerhana lunar akan dapat memicu kemunculan bayangan dari satelit Bumi itu. Sedangkan bayangannya ada dua jenis, yaitu umbra yang merupakan bagian yang paling gerap, sedangk penumbra adalah bagian luar yang agak terang.
Sedangkan interaksi yang telah dilakukan antaran Bumi dengan Bulan dapat menyebabkan gerhana bulan dalam tiga jenis, yaitu total, penumbra, dan parsial. Pada saat terjadinya gerhana parsial, sebagian umbra bumi telah menutupi Bulan.
Sedangkan untuk gerhana Bulan sebagian yang akan terjadi nanti akan berlangsung selama dua jam. Diawali dengan bayangan yang akan merambah dari tepi lunar hingga pada akhirnya akan menutupi separuh.
BACA JUGA : Fenomena Mini Moon Akan Bisa Dilihat dari Langit Indonesia, Apa Itu?
Terlebih, adanya fenomena gerhana Bulan ini dalam kurun waktu yang hampir berdekatan dengan peristiwa antariksa langka yang akan terjadi pada 21 Agusutus 2017 mendatang, yaitu sebuah gerhana matahari total di Amerika Serikat.
Dari keterangan pakar, terjadinya gerhana Bulan dan gerhana Matahari dalam waktu berdekatan bukanlah sebuah kebetulan. Akan tetapi, merupakan sebuah fenomena siklus alam dari masa ke masa akan terus mengalami keberlanjutan hingga tercipta beberapa fenomena.
“Fenomena itu merupakan siklus kontinuitas. Kita akan mendapat gerhana Bulan ketika memasuki periode full moons dan akan mendapat gerhana Matahari ketika memasuki periode new moons,” kata Jackie Faherty, merupakan pakar astronomi dari American Museum of Natural History.
BACA JUGA : Perhatikan Baik-Baik, Langit Akan Menampakkan Obyek Ini pada Malam Awal Ramadhan 2017!