Tawaran Umar Patek Yang Ingin Membantu Pembebasan Sandera 10 WNI, Ditolak Pemerintah!
lensaremaja.com– Pemimpin dari Jamaan Islamiyah, Umar Patek diberitakan telah menawarkan diri untuk membantu pemerintah daalam membebaskan 10 WNI yang masih disandera kelompok Abu Sayyaf. Akan tetapi, Wakil Presiden Jusuf Kalla tidak menanggapi tawaran tersebut.
Wapres Jusuf Kalla mengatakan pemerintah tidak ingin melakukan negosiasi dengan Umar Patek. Dalam menyelesaikan masalah ini pihak Indonesia hanya akan bekerjasama dengan pemerintah Filipina.
Sampai saat ini Pemerintah Indonesia selalu melakukan koordinasi dengan pemerintah Filipina dalam menyelesaikan kasus ini. Itulah alasan pemerintah tidak menanggapi tawaran yang diberikan oleh Umar Patek.
Saat ini, usaha dalam melakukan negosiasi dan juga diplomasi masih menjadi yang utama. Bukan hanya itu, pemerintah juga tidak pernah menyinggung masalah pembayaran uang tebusan yang telah diminta oleh kelompok Abu Sayyaf beberapa waktu yang lalu.
Dalam hal ini, pemerintah sedang berusaha menegosiakan masalah kemanusiaan dengan kemanusiaan. Perlu diketahui, Umar Patek sendiri pernah terbang dan bergabung dengan kelompok militan Abu Sayyaf setelah adanya peristiwan bom Bali yang terjadi beberapa tahun yang lalu.
Umar Patek juga telah mengaku memiliki hubungan dekat dengan Abu Sayyaf. Pada rentanh tahun 2003 sampai dengan 2009, selama 6 tahun itulah Umar Patek bergabung dengan kelompok teroris Filipina Abu Sayyaf tersebut.
Pada waktu itu, Umar Patek telah dijadikan salah satu anggota Majelis Syura Abu Sayyaf yang pada waktu itu dipimpin oleh Khadaffy Janjalani selama periode 2005 sampai dengan 2006. Abu Sayyaf sendiri adalah seorang yang paling dicari di negara Amerika Serikat.
Umar Patek menilai, usaha pemerintah Indonesia mengandalkan pemerintah Filipina dalam melakukan negosiasi tidak akan pernah berhasil. Hal tersebut di karenakan Abu Sayyaf sangat membenci negara Filipina tersebut.
Sampai saat ini 10 WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf belum juga dapat dibebaskan. Walaupun Jum’at, 8 April 2016 kemaren adalah waktu yang diberikan untuk memberikan tebusan, namun hingga saat ini juga pemerintah Filipina masih berupaya melakukan negosiasi.
baca juga : Berita Terkini : Uang Tebusan Sudah Disiapkan Guna Ditukar Dengan 10 WNI Yang Disandera Kelompok Abu Sayyaf !