Berita Terkini : KPAI Kena Retas Setelah Suarakan Dukungan Wacana Pemblokiran Game Online !

lensaremaja.com- Situs dari KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) telah diretas.

0
177
Share on Facebook
Tweet on Twitter
KPAI

Wesite Milik KPAI Telah Diretas Setelah Mendukung Adanya Pemblokiran Game Online!

lensaremaja.com– Situs dari KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) telah diretas. Background yang ada dalam website www.kpai.go.id ini juga telah berubah menjadi warna hitam. Gambar sketsa kelelawar juga ikut merubah tampilan website pada bagian atas.

Bukan hanya itu, hacker juga telah berhasil menjebol situs KPAI tersebut dengan menuliskan sebuah pesan. Dalam pesan tersebut bertuliskan jika peretas tersebut tenggah memperingatkan pihak Komisi Perlindungan Anak ini agar memperbaiki sistem keamanan dalam website tersebut, sebelum berbicara tentang game.

Pihak peretas tersebut sepertinya menginginkan agar pihak KPAI tidak ikut campur terkait tentang adanya wacana yang menyebutkan tentang pemblokiran game online. Hal tersebut dikarenakan pada game online tersebut telah banyak dinilai mengandung unsur kekerasan.

Dan hal tersebut dapat memmberikan dampak buruk untuk anak-anak. Bukan hanya itu, pada game tersebut juga memberikan dampak, dapat memunculkan perilaku agresif pada kalangan anak-anak, hal itu sungguh berbahaya.

KPAI diretas

Untuk wacana pemblokiran game online sendiri pada mulanya diusulkan oleh pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sampai saat ini, setidaknya telah ada 15 game yang telah beredar dan berisi tentang kekerasan dan sejumlah hal yang berbahaya untuk perilaku anak.

Game – game yang memiliki dampak bahaya untuk anak – anak tersebut yaitu World of Warcraft, Call of Duty, Point Blank, Cross Fire, War Rock, Counter Strike, Mortal Combat, Future Cop, Carmageddon, dan juga Shelshock.

Selain itu, ada juga Raising Force, Atlantica, Conflict Vietnam, Bully, dan yang juga tak kalah popular adalah Grand Theft Auto (GTA). Game – game tersebut dinilai dapat merusak dan mempengaruhi sifat anak – anak yang memainkannya.

Karena itu peretas ini diduga ingin agar KPAI tidak ikut campur tentang pemblokiran game – geme tersebut. Karena pihak perlindungan anaklah yang menyebutkan jika game tersebut bahaya untuk anak.

Dengan membuktikan jika hacker tersebut dapat membobol sistem keamanan website milik KPAI, hacker tersebut ingin membuktikan jika website milik Komisi perlindungan anak tersebut tidak aman dan tidak seharusnya mendukung langkah pemblokiran game online.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY