Perjodohan , Mengundang Petaka
lensaremaja.com – Hanya soal perasaan hati pembunuhan sadis dengan melibatkan alat sebagai pembunuhan yaitu cangkul. Enno Parinah, buruh pabrik plastik di Tanggerang tewas di bunuh kekasih nya sendiri. IH sang kekasih korban tidak terima jika Eno di jodohkan dan akhirnya jatuh ketangan orang lain. Setelah tahu dari mulut Eno sendiri bahwa di sudah dijodohkan, akhirnya IH gelap mata, Ih membunuh Eno bersama dua rekannya yang di temuinya di jalan.
“Adanya unsur perjodohan yang memicu pembunuhan Eno yang sadis ini,” ujar Kasat Reskrim Polres Metro Tangerang Ajun Komisaris Besar Sutarmo . Kejadian ini sangat miris hanya karena unsur di jodohkan saja pembunuhan se keji ini dapat terjadi.
Sutarmo mengatakan, sebelumnya korban sempat mengabarkan kepada IH bahwa dia akan dijodohkan. Karena itu IH menghubungi korban via pesan singkat dan meminta bertemu untuk memeluk dan mencium korban terakhir kalinya.
“Sebab itu saat sang kekasih IH datang ke mess, korban membukakan pintu untuk IH. Ih juga sempat mengajak Eno untuk melakukan hubungan suami istri, tapi Eno tidak mau,” ujar Sutarmo.
IH akhirnya marah karna nafsu bejat nya itu tidak di turuti oleh Eno. Dia langsung meninggalkan mess sang korban di tengah perjalanan di bertemu rekannya RAH dan MA. IH menceritakan semua masalah nya tersebut kepada kedua rekannya tersebut. Dan akhirnya kedua temanya yang berinisial RAH dan MA itu mengajak IH untuk membunuh korban.
“Dia enggak bakalan jadi pacarmu lagi kok,” ucap Sutarmo menirukan ucapan tersangka pembunuhan Eno itu.
Ketiganya lalu masuk bersama-sama ke kamar mess korban dan melakukan pembunuhan sadis tersebut. RAH, tersangka yang masih duduk di bangku SMP itulah yang memegang cangkul. Salah satu alat yang di gunakan untuk menganiaya si korban. Cangkul tersebut diambil nya dari pojok luar mess yang biasa di gunakan untuk renovasi bangunan.
Untuk penyebab kematian Eno Parinah ini , Sutarmo belum bisa memastikan apakah korban tewas disebabkan oleh tindakan kekerasan dengan gagang cangkul atau tidak . “ Kita masih menunggu hasil visum ,“ ujar Sutarmo.