Teka-Teki Mengapa EF Di Bunuh
Lensaremaja.com – Banyak pertanyaan mengapa Eno Fariah di bunuh secra sadis seperti itu. Apa sebernarnya hubungan antara ketiga tersangka itu dengan korban .
Teka-teki mengapa EF (19), seorang karyawati di Tangerang, dibunuh secara sadis oleh ketiga tersangka, yakni RA (16), Rahmat Arifin, dan Imam Hapriadi, akhirnya menemui kejelasan.
EF koran pembunuhan sadis tersebut merupakan bunga desa ataupun primadona yang banyak di sukai pria di sekitar tempat tinggalnya. Ketiga tersangka pembunuhan Eno tersebut merupakan sederet laki-laki yang menyukai dan diam-diam mengagumi korban EF.
RA salah satu tersangka pembunuhan mengungkapkan sendiri bahwa korban banyak di kagumi oleh laki-laki. Krishna Murti mengutarakan, RA sampai tega berbuat sekeji itu terhadap Eno lantaran korban tidak mau di ajak untuk bersetubuh karena takut hamil. Sebaliknya Arifin memerkosa dan menghabisi nyawa korban lantara dirinya kesal seringkali di hina jelek oleh korban.
Dan satu tersangka lainnya ,Imam ikut pula membunuh Eno dengan melukai wajah EF dengan garpu yang telah di bawanya dari rumah hal tersebut dilakukan oleh Imam di karenakan Imam kesal cintanya kepada EF bertepuk sebelah tangan.
“IH ini kesal dengan korban karena sudah melakukan pendekatan beberapa kali tidak pernah ada respon dari primadona itu,” ujar Krishna Murti.
Sebab itulah akhirnya EF tega di bunuh oleh para tersangka lantaran sudah merasa sangat sakit hati kepada EF.
Sesuai dengan perkiraan Reza Indragiri Amriel seorang kriminolog. Waktu itu Reza menduga bahwa penancapan gagang pacul di area vital korban itu di anggap karena dengan hanya mebunuh korban saja tidak dapat memuaskan emosi para tersangka.
Tidak hanya itu, Reza menyebutkan bahwa penancapan gagang pacul di area vital korban mengisyaratkan bahwa bagian itulah yang telah menimbulkan kemarahan para tersangka pembunuhan Eno.
“Gagang pacul yana menancap di bagian tubuh korban merupakan sebuah dsar kemarahan para pelaku. Dalam kesadisan, organ yang di rusak acap kali mencerminkan pemicu amarah dan agresi si pelaku,” kata Reza.
Pembunuhan sadis yang di lakukan tersangka sangat mjngkin untuk terjadi. Orang yang sakit hati seringkali meluapkan emosi nya dan salah satu nya bisa melakukan hal yang keji.
“Bukan hal yang tidak mungkin. Hati yang tersinggung, sakit, martabat yang dirusak, nama baik yang di hina-hina hal itulah salah satu penyebab perbuatan sadis dapat terjadi,” papar Reza Kriminolog.
Meski pelaku mengaku bahwa dirinya baru saling kenal satu sama lain, polisi tetap menjerat ketigannya dengan Pasal 340 Kitab UU Hukum Pidana (KUHP) tentang pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman seumur hidup kurungan penjara. Tapi bagi satu tersangka RA akan mendapatkan keringanan karena dia masih di bawah umur.
Baca Juga : Sunny Tanuwidjaja Staf Ahok Kembali Diperiksa KPK Terkait Kasus Reklamasi Teluk Jakarta !