Berita Hari Ini: Komunitas Muslim Rohingya Hindari Myanmar dan Tempuh Bahaya Menuju Bangladesh !
Lensaremaja.com – Para warga yang merupakan komunitas Muslim Rohingya berasal dari Rakhine, Myanmar, yang dikabarkan terus melakukan penyebrangan ke Bangladesh. Hal ini dilakukan untuk mengghindari kekerasan yang telah dilakukan dalam operasi militer Myanmar.
Dalam penyebrangan yang dilakukan ini, mereka yang terlihat mempertaruhkan nyawanya untuk sampai ke Bangladesh. Karena banyak dari mereka yang telah tenggelam di sungai perbatasan dalam penyebrangan tersebut.
Kekerasan yang telah terjadi di Rakhine terbaru ini, berawal dari serangan yang telah dilakukan oleh beberapa orang bersenjata kepada tiga pos polisi perbatasan, sehingga dalam serangan tersebut telah menewaskan Sembilan polisi Myanmar pada 9 Oktober 2016.
Sehingga dengan hal tersebut, sekelompok tentara Myanmar yang telah melakukan peluncuran operasi militer pada wilayah Rakhine. Menurut aktivis dan kelompok HAM yang mengatakan pada operasi militer tersebut telah menewaskan 86 orang dan membuat 30 ribu orang dari Rohingya melakukan pengungsian.
Dalam penyebrangan yang telah dilakukan oleh Rohingya ini, ada beberapa orang yang telah menghilang saat melakukan penyebrangan di Sungai Naaf yang telah memisahkan Myanmar dan Bangladesh.
Pengungsi Rohingya ini yang telah berhasil sampai ke Bangladesh telah mencari sebuah perlindungan di beberapa kampong pengungsian, dan juga ada yang telah berlindung di rumah-rumah penduduk yang dekat dengan perbatasan tersebut.
”Ada sekelompok orang dari desa kami yang menyeberangi sungai dengan perahu untuk datang ke sini, tapi tiba-tiba perahu tenggelam,” kata Humayun Kabir, ayah dari tiga anak yang ikut menyeberang ke Bangladesh, Kamis (24/11/2016).
Kekerasan di Myanmar ini merupakan kekerasan yang paling serius setelah ratusan orang yang meninggal dunia karena sebuah konflik komunal di wilayah barat Rakhine, yang telah terjadi pada tahun 2012 lalu.
Kekerasan yang telah terjadi pada Muslim Rohingya yang terjadi di Myanmar ini membuat pemimpin faksi politik berkuasa di Myanmar, Aung San Suu Kya, yang telah dikecam oleh banyak masyarakat internasional karena telah dianggap tidak berbuat banyak.
Militer dan pemerintahan Myanmar yang telah membantah tuduhan oleh warga Rohingya dan beberapa kelompok HAM, bahwa para tentara yang telah melakukan pembakaran rumah-rumah , dan melakukan pengeksekusian warga sipil selama opersi militer di Rakhine.
baca juga :Berita Hari Ini: 3000 Warga Muslim Rohingya Diberikan Perlindungan Oleh China!