Berita Terkini: Wapres Jusuf Kalla Hadiri Hari Tsunami Dunia!
Lensaremaja.com – Wakil Presiden Jusuf Kalla yang telah menghadiri pada acara peringatan Hari Tsunami Dunia yang telah diselenggarakan oleh PBB, hal ini untuk Penanggulangan Bencana (UNISDR) dan juga Keduataan Besar Jepang di Jakarta.
Dalam acara yang telah didatangi oleh JK ini, dirinya juga telah memberikan sambutan terkait dengan penanggulangan dan kebencanaanya. Hal ini diungkapkan diharapan para hadirin yang hadir dalam peringatan Hari Tsunami Dunia.
JK yang juga telah mengetahui pemberian bantuan yang telah diberikan oleh pemerintah Jepang yang dilakukan melalui Badan Kerja Sama Internasional Jepang (JICA), pemberian bantuan ini dilakukan kepada par korban gempa bumi yang telah terjadi di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh.
Dalam acara peringatan Hari Tsunami Dunia ini, JK juga memberikan himbauan mengenai pentingnya langkah deteksi dini untuk menghadapi bencana yang akan terjadi. Sehingga dengan ini diharapkan angka korban dari bencana yang terjadi dapat diminimalisir dengan cara adanay penanggulangan.
Dalam kegiatan yang telah diinisiasi pemerintah Jepang ini, ada juga penyerahan bantuan secara langsung kepada para korban gempa aceh tersebut yang telah diberikan oleh pemerintah Jepang, pada 7 Desember 2016.
“Karena itu lah, mudah-mudahan dengan memperingati hari tsunami ini, kita mempunyai suatu keadaan dan juga pengetahuan serta budaya (untuk menghadapi bencana),” kata JK.
JK juga mengatakan, kalau negara Indonesia sudah memiliki pengalaman yang cukup panjang mengenai bencana Tsunami. Dalam acara peringatan Hari Tsunami Dunia ini, dirinya juga megatakan kalau sudah ada lebih dari 200.000 orang yang telah tewas dalam bencana gempa bumo yang memiliki kekuatan mencapai 9,3 SR.
Sehingga dengan adanya gempa tersebut telah menyebabkan tsunami sangat besar yang terjadi pada 2004 silam. Akan tetapi, Pulau Simeulue yang juga menjadi wilayah terdampak dari gempa dan tsunami.
Namun, kata JK dalam peringatan Hari Tsunami Dunia ini, bahwa masyarakat sudah terbiasa untuk menghadapi benacan seperti hal itu. Dan banyak dari mereka yang sudah memiliki inisiatif penyelaman diri ketika adanya bencana.
“Apabila ada gempa awal, maka serentak seluruh masyarakat berlarian ke gunung untuk menyelamatkan diri. Karena itu walaupun di Aceh korban begitu banyak, di Pulau Simeulue, korban ya walaupun tetap ada, tapi korban cuma tujuh orang,” ujarnya.
“Sejak ratusan tahun masyarakat (setempat diajarkan) orangtuanya untuk menghindari bencana tersebut,” lanjut dia.
baca juga : Begini Komentar Jusuf Kalla Usai Temui Peserta Aksi Damai 212 !
