Dari Harga Daging Ayam Sampai Harga Cabai Merah Pun Merangkak Naik Sampai Rp 90 Ribu Per Kg !
Lensaremaja.com – Jelang perayaan hari Natal dan tahun Baru beberapa harga sembako telah mengalami lonjakan, sedangkan untuk harga komoditas daging ayam potong yang berada di beberapa pasar tradisional Cirebon juga telah mengalami lonjakan.
Ada beberapa faktor yang telah memperngaruhi kenaikan harga ini, salah satunya adalah faktor cuaca. Sejumlah harga sayuran, seperti harga cabai merah yang masih belum menunjukkan harga stabilnya. Para pedagang sayuran ini telah memberikan isyarat akan adanya kenaikan terus hingga hari Natal dan tahun baru 2017.
Salah satu pedagang sayuran di Pasar Jagasatru, HJ Sofatin (56) pada saat dikonfirmasi mengungkapkan, untuk harga cabai merah dan beberapa sayuran lainnya telah mengalami kenaikan bervariasi, kenaikan tersebut mulai dari Rp 1.000 hingga mencapai dua sampai tiga lipat dari harganya.
Pihaknya juga telah mengatakan, kenaikan yang cukup signifikan ini terjadi pada harga bawang merah yang biasanya berada pada harga Rp 15 ribu sekarang naik Rp 28 ribu/kg, harga cabai merah yang awalnya Rp 20 ribu sekarang Rp 55 ribu/kg.
Sedangkan untuk tomat yang awalnya Rp 4.000 naik menjadi Rp 9.000 ribu/kg. Sedangkan untuk daun bawang yang awalnya berada pada harga Rp 10 per kg sekarang ini mengalami lonjakan pada harga Rp 15 ribu/kg.
“Harganya masih belum stabil. Apalagi sekarang mau tahun baru,”katanya.
Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi UMKM (Disperindagkop) Kota Cirebon, Ir Yati Rohayati mengatakan, kalau harga sayuran seperti harga cabai merah dan bawang merah masih belum mengalami kestabilan.hal ini karena adanya pengaruh dari permintaan dan supply yang tidak seimbang.
“Ini karena produsen di tingkat petani juga sedang tidak bagus. Ditambah supply dan demands yang tidak seimbang, jadi wajar saja ini ini tidak hanya terjadi di Cirebon,”jelasnya.
Namun pihaknya menyatakan, untuk mengatasi adanya kenaikan harga cabai merah dan beberapa sayuran lainnya masih belum ada solusinya, seperti halnya pengadaan operasi pasar (OP), sehingga dengan hal ini pihak Disperindagkop UMKM hanya dapay melakukan pemantauan harga untuk mencegah penimbunan.
“Tidak ada OP. OP hanya sewaktu-waktu, mungkin dengan kondisi harga yang mahal kami hanya menghimbau agar masyarakat daoat menekan kebutuhan dan berhemat. Namun setelah kami lakukan pemantauan dan Sidak rutin memang tidak terjadi penimbunan hanya saja karena memang barangnya langka, antara demands dan suplly tidak seimbang,” ungkapnya.
baca juga : Harga Emas Hari Ini: Senin 19 Desember 2016, Harga Emas Naik ke Posisi Rp 586 Per Gram!