Berita Terkini: Jejak Kekerasan di STIP Sudah Mengakar Selama 1 Dekade Terakhir?
Lensaremaja.com – Kekerasan yang telah tejadi di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP), Marunda, Jakarta Utara, bukan merupakan hal yang baru. Diketahui sebelumnya kampus ini memiliki jejak kelam yang terus terjadi hingga saat ini.
Kekerasa yang telah terjadi antarsiswa ini terus terjadi. Dengan adanya hal tersebut telah meninmbulkan beberapa korban yang berjatuhan, hingga kekerasan itu membuat nyawa dari para siswa melayang. Dalam kurun waktu 10 tahun ini, sudah adanya kejadian kekerasan di STIP yang sudah mendapatkan penanganan pihak kepolisian.
pada 12 Mei 2008 lalu, ada satu taruna yang telah meninggal dunia. Kematian dari taruna tingkat satu ini karena danya kekerasan yang telah dilakukan oleh 10 taruna senior. Pada kasus kematiannya ini, pernah disebutkan kalau dia menderita kelelahan karena telah mengikuti latihan pedang pora dari pihak sekolah.
Akan tetapi, pihak kepolisian menemukan sebuah kejanggalan dari alasan kematian tersebut, sehingga dengan ini polisi mendesak keluarga korban untuk melakukan otopsi. Setelah mendapatkan izin, polisi membongkar makam Agung di Mabad Jerawat, Tandes, Surabaya.
Dan jenazah taruna STIP ini diotopsi oleh tim dokter Rumah Sakit Dokter Soetomo, Surabaya. Hasil dari otopsi tersebut ditemukan bekas luka memar yang terdapat di muka dan dada. Sedangkan kepala bagian belakang telah terjadi pendarahan, sedangkan livernya mengalami kerusakan.
Dan polisi melakukan penyelidikan dan sudah menetapkan para tersangka Las, Nug, Ant, Ang, Put, Ha, Ma, Kar, Rif, dan Har. Sedangkan para korban dari kekerasan di STIP pada saat itu adalah P, T, D, E, dan V.
Pada tahun yang sama, tepanya pada bukan November, Jegos (19) yang merupakan taruna STIP tingkat pertama, dirinya telah dianiaya oleh seniornya hingga menyebabkannya gagar otak. Kekerasan tersebut dilakukan karena dirinya yang tidak mencukur rambutnya setelah mendapatkan peringatan.
Tak cukup itu, ada dua kekerasan juga terjadi di STIP yang telah terjadi pada 2012 dan 2013. Data tersebut didapat berdasarkan hasil catatan dari Polres Metro Jakarta Utara. Dan pada tahun 2014 kekerasan tersebut juga terulang kembali.
Kali ini menipa taruna tingkat pertama bernama Dimas Dikita Handoko, dirinya yang telah mendapatkan beberapa kekerasan dari para seniornya hingga menyebabkannya meninggal dunia.
Terkahir, kekerasan terjadi di STIP kembali terjadi pada 10 Januari 2017. Satu taruna tingkat pertama, Amirulloh Adityas Putra, dirinya bersama dengan lima taruna lainnya dianiaya oleh lima senior mereka.
Dengan adanya kekerasan yang telah dilakukan oleh taruna tingkat dua di STIP ini, polisi telah menetapkan tersangka yang berinisial SM, WH, I, AR, dan J. polisi sedang mendalami peran dari para pelaku ini.
baca juga : Berita Hari Ini: Usai Satu Taruna Tewas, Ketua Ketua STIP Langsung Dicopot !