Hidup

Pengarang : Taufik Darusman

 

Angin bertiup kencang

Dahsyat

Memperagakan kekuasaannya

Segalanya terbang berhamburan

Pohon bergoyang

Daun berjatuhan

Serpihan kertas melayang

Menyatakan penyerahannya

Tak sanggup menahan

Tak seimbang melawan pasrah

Hujan turun rintik merintik

Membasahi jalan, segalanya

Aku, semua

Maka berakhirlah, maka tibalah

Musim Gugur.

 

Menoleh ke belakang

Meninjau kembali

Rangkaian peristiwa penting

Sarat para pelaku aneh

Kejadian beraneka ragam

Tanpa pola baku.

 

Yang sudah berlalu, sudahlah

Namun, patutkah begitu saja

Menoleh ke belakang

Tanpa melihat

Membisik tanpa mendengar

Yang kita alami?

Apakah kita manusia yang melihat

Namun bisu?

Manusia buta

Namun berusaha bertutur?

Menejang musuh

Berupa bayangan?

Salju menggantikan hujan

Tiada bekas sinar mentari

Terlihat sama sekali

Angin bertiup

Sekali-kali

Mempertegas eksistensinya

Tiada suatu daun

Tiada suatu pohon

Tak suatu bunga

Menyarankan kehidupan

Maka berakhirlah, maka terbitlah

Musim Dingin.

 

Didalam selimut tebal

Perlindungan nan artifisial

Aku berfikir, merenung

Keadaanku

Benarkah aku hidup?

Apakah ini eksistensi berarti?

Di mana jiwaku?

Di mana ragaku?

Aku mencarinya kian kemari

Aku ingin meyakinkan diriku

Bahwa aku adalah satu

Sefaham, searah dengan diriku.

 

Mentari mencairkan selimut salju

Angin bersembunyi

Menempatkan diri

Daun, pohon, dan bunga

Memberanikan diri

“Inilah waktuku”, kata mereka

Tanyaku

Apakah ini waktuku jua?

Dan bila, atau memang

Ini saatku

Sanggupkah aku mengikuti?

Arus hidup yang pesat

Menolak kebudayaan, peradaban

Dan sekali lagi

Aku tertinggal oleh mereka

Di Musim Semi.

 

Cahaya mentari membakar kulit

Mata silau, badan berpeluh

Alam menyajikan

Puncak kesegarannya

Di Musim Panas.

 

Manusia melekat dengan musim

Mereka datang, menghilang

Tanpa menyadari

Hidup bak suatu lingkaran

Antara hidup dan mati

Terdapat batas semu

Di manakah?

 

Antara memiliki

Dan dimiliki

Antara mencintai

Dan dicintai

Antara kemauan dan kehampaan

Terdapat batas

Berbahagialah mereka

Yang mengenalnya

Tangan mereka

Memegang kunci istimewa

Dari suatu ruangan

Penuh misteri

Maka datanglah, maka pergilah

Mereka dengan keagungan.

 

 

Den Haag, 1970

/*---related post---*/
/*---end related post---*/