Bernostalgia Pada Puisi Ada Apa Dengan Cinta 2002

23 views
Ada Apa Dengan Cinta 2012

Ada Apa Dengan Cinta 2002

Lensaremaja.com – Pertemuan Rangga dan Cinta kembali setelah 12 tahun tidak bertemu, memang menjadi pemandangan yang sangat mengharukan. Terlebih lagi bagi pecinta drama tersebut.  Nah mumpung masih dalam suasana Hebohnya Mini Drama Ada Apa Dengan Cinta, tidak ada salahnya kita flash back dan bernostalgia dengan masa lalu. Pada tahun 2002, ketika sepasang pemuda bernama Rangga dan Cinta masih sama – sama dalam balutan seragam putih abu – abu, Rangga dengan sikap cuek dan cool nya, sedangkan Cinta yang dipenuhi keceriaan bersama sahabat-sahabatnya dan sikap keingintahuannya terhadap Rangga.

12 tahun silam, dimana puisi menjadi penyebab pertemuan mereka. Dalam sebuah lomba puisi yang diadakan di sekolah dan membuat sejarah dalam perjalanan kehidupan mereka. Sebuah peristiwa yang menjadi kisah baru yang diawali dari pertengkaran, hingga pada satu titik perasaan itu mulai hadir, yang bernama cintaa..

Masih ingatkah kalian dengan kata-kata berikut ini:

“Pecahkan saja gelasnya biar ramai..

Biar mengaduh sampai gaduh..”

Sepenggal puisi karya Rako Prijanto tersebut tampaknya sudah amat melekat dalam ingatan kita. Setiap kali ingat akan puisi tersebut, pasti yang terpikir dalam benak kita adalah film Ada Apa Dengan Cinta.  Begitupun sebaliknya.

Bagi para penggemar film AADC, puisi memang memiliki peran dan daya pikat yang sangat tinggi. Dimana puisi dalam film tersebut mampu membuat siapapun yang mendengarnya ikut terhanyut dan terbawa suasana pada setiap untaian kata. Makna yang tersirat menimbulkan persepsi yang dalam. Tak heran jika puisi sangat melekat pada film Ada – Apa Dengan Cinta, bahkan hingga saat ini.

Dan berikut ini adalah puisi-puisi dari film Ada Apa Dengan Cinta 2002. Puisi karya Rako Prijanto:

Puisi 1

Puisi ini menjadi puisi yang dibuat oleh Cinta untuk mengikuti lomba puisi di SMAnya:

Ketika tunas ini tumbuh

Serupa tubuh yang mengakar

Setiap nafas yang terhembus adalah kata

Angan, debur dan emosi

Bersatu dalam jubah terpautan

Tangan kita terikat

Lidah kita menyatu

Maka apa terucap adalah sabda pendita ratu

Ahh.. diluar itu pasir

diluar itu debu

Hanya angin meniup saja

Lalu terbang hilang tak ada

Tapi kita tetap menari

Menari cuma kita yg tau

Jiwa ini tandu maka duduk saja

Maka akan kita bawa

Semua

Karena..

Kita..

Adalah..

SATU

Puisi 2

Inilah puisi yang menurut film AADC merupakan puisi karya Rangga yang ia kirimkan di lomba puisi . Puisi ini berhasil mengalahkan puisinya Cinta, dan mendapatkan Juara 1 lomba puisi. Puisi ini juga  menjadi puisi paling fenomenal dan mascot dari AADC:

Kulari ke hutan kemudian menyanyiku

Kulari ke pantai kemudian teriakku

Sepi…

sepi dan sendiri aku benci

Ingin bingar aku mau dipasar

Bosan aku dengan penat

Enyah saja engkau pekat

Seperti berjelaga jika kusendiri

Pecahkan saja gelasnya biar ramai

Biar mengaduh sampai gaduh

Ada malaikat menyulam jaring

laba-laba belang ditembok keraton putih

Kenapa tak goyangkan saja loncengnya biar terdera

Atau aku harus lari ke hutan belok ke pantai

Puisi 3  

Dan inilah yang menjadi puisi perpisahan sebelum Rangga pergi ke NY dan meninggalkan Cinta. Sekaligus menjadi janji Rangga untuk bertemu Cinta kembali.

Perempuan datang atas nama cinta

Bunda pergi karena cinta

Digenangi air racun jingga adalah wajahmu

Seperti bulan lelap tidur dihatimu

Yang berdinding kelam dan kedinginan

Ada apa dengannya

Meninggalkan hati untuk dicaci

Baru sekali ini aku melihat karya surga

dalam mata seorang hawa

Ada apa dengan cinta

Tapi aku pasti akan kembali

Dalam satu purnama

Untuk mempertanyakan kembali cintanya

Bukan untuknya

Bukan untuk siapa

Tapi untukku

Karena aku ingin kamu

Itu saja

Janji Rangga terhadap Cinta akhirnya benar-benar terpenuhi. Pada tahun 2014 Rangga datang kembali ke Jakarta dan bertemu dengan Cinta. Ya, tepat 12 tahun kemudian. Dan pertemuan tersebut dapat kita saksikan dalam Mini Drama Ada Apa Dengan Cinta di youtube.

Incoming search terms:

  • puisi bernostalgia

Tags: #ada apa dengan cinta #puisi

Leave a reply "Bernostalgia Pada Puisi Ada Apa Dengan Cinta 2002"

Author: 
author