Suara Tangis Itu

46 views

Oleh : Kiarose

Kategori : Horror

lensaremaja.com - Dua tahun yang lalu saat Key dan teman-temannya menikmati masa-masa liburan setelah kelulusan SMA, Key dan kedua teman-temannya (Marta dan Rifqi) berencana menginap dirumah sepupunya yaitu Ardi. Malam harinya sekitar pukul 19.00 WIB , keempat remaja laki-laki itu telah berkumpul dirumah Ardi yang berada dikawasan Pondok Gede. Saat itu, dirumah tersebut hanya ada mereka berempat karena orang tua Ardi sedang berada di rumah keduanya yang berada di Bogor.

Setelah mereka makan malam dan menghabiskan waktu dengan mengobrol, kemudian mereka menonton TV diruang keluarga. Mereka menggelar kasur lantai untuk sekedar duduk atau tiduran. Malam semakin larut dan jam di dinding telah menunjukkan pukul 11.45 WIB. Ardi dan Rifqi mulai mengantuk dan akhirnya mereka tertidur sementara Key dan Marta tengah asyik menonton acara reality show horror, bahkan sesekali mereka menjahili Ardi dan Rifqi yang sedang tidur lalu kemudian mereka tertawa terbahak-bahak mengalahkan suara TV yang sedang menyala.

Tak terasa waktu telah menunjukkan pukul 02.00 WIB, Key dan Marta masih menonton TV yang telah berganti acara dan lagi-lagi mereka tertawa karena puas menjahili Ardi dan Rifqi yang sudah tertidur pulas. Tiba-tiba telinga Marta mendengarkan sesuatu.....

“Huuu..uuu..uuu..ema’...ema’....”, suara itu terdengar samar namun terasa dekat.

“Eh, eh, lo denger sesuatu ngggak?”, tanya Marta kepada Key

“Hah,enggak tuh. Emang apaan?”, Key balik bertanya dan tatapannya masih kepada TV

“Itu ada suara orang nangis didepan rumah,dekat jendela ruang tamu”, jelas Marta

“Apaan sih lo, bikin gue parno aja, ga usah bohong deh”, jawab Key dengan cuek

“Masa sih lo gak denger?  makanya kecilin suara TV nya!”,bentak Marta namun dengan nada suara pelan

Key mengecilkan volume suara TV....

“Huuu..uuu..uuu..ema’..ema’...huuu..”, suara itu akhirnya terdengar ditelinga Key

“Tuh kan ada suara orang nangis, gak percaya sih lo, gue jadi takut ni....”, seketika wajah Marta menjadi pucat dan ketakutan

“Hiii..gue juga takut , udah mending kita tidur aja”, Key langsung mematikan TV dan ia segera bergabung dengan Ardi dan Rifqi, Marta tak mau kalah dan mereka menutup diri dengan kain selimut.

“Huuu..uuu..ema’..ema’...huuu..”, suara itu semakin jelas dan membuat mereka berdua ketakutan.

“Di..Ardi..bangun...eh..ssstttt, Rifqi..bangunnn”, Key menggoyangkan tubuh Ardi dan Rifqi berharap mereka segera bangun dari tidurnya.

Sementara Marta ketakutan dan tubuhnya gemetaran. Ardi dan Rifqi tak kunjung bangun, Key mencoba membangunkan dengan nada lebih keras dan akhirnya mereka bangun.

“Kenapa sih..elahh, ganggu orang tidur aja lo ah..”, Ardi merasa kesal

“Tau nih berisik, kenapa sih?”, tanya Rifqi sambi mengusap matanya

“Itu..dari tadi ada suara orang nangis deket jendela tuh..”, Key menunjuk ke jendela ruang tamu

“Apaan sih, gue nggak denger suara apa apa Key”, jawab Ardi

“Lo dengerin baik-baik deh, suara itu masih ada..jelas banget dikuping gue ”, Marta mencoba meyakinkan mereka

“Mana? gue juga nggak dengar suara orang nangis tuh”, jawab Rifqi

Aneh, suara tangis itu sama sekali tak terdengar di telinga Ardi dan Rifqi. Namun ditelinga Key dan Marta, suara itu terdengar semakin jelas bahkan semakin keras.

“Ah....ada-ada aja nih, coba gue lihat dulu”, Ardi bangkit dari duduknya dan menuju ke ruang tamu dan menyalakan lampu ruang tamu. Ardi membuka jendela yang cukup lebar itu dan ia melihat ke keadaan luar....tampak sepi dan tidak ada seorangpun diluar sana. Suara itu menghilang semenjak Ardi  menuju ruang tamu. Ardi menutup kembali jendela dan mematikan lampu ruang tamu.

“Nggak ada siapa-siapa tuh diluar”, jelas Ardi

“Lo yakin Ar??? Tapi tadi....”, tanya Key

“Udah udah mending kita pindah ke kamar gue aja”, ajak Ardi

Mereka lalu pindah ke kamar Ardi yang berada disamping ruang tamu. Tak beberapa lama kemudian Ardi dan Rifqi tertidur kembali , namun Marta dan Key masih gelisah dan tiba-tiba kembali terdengar suara tangis itu ditelinga mereka. Kali ini suara itu terdengar semakin jelas, seperti suara seorang nenek menangis dan memanggil nama seseorang.

“Huuuhh..uuuu..ema’..emaa’..huuuu emaaa’.....”

“Jiaahilah..suara itu muncul lagi Ta..”, kata Key dengan nada berbisik

“Tau tuh..Ya Allah..gue takut banget niiii”, kata Marta

“Ardi...bangunn, suara itu muncul lagi Ar...”, Key membangunkan Ardi

“Aduuuh apaan sih..gue nggak denger suara itu, udah lo tidur aja makanya”, Ardi merasa terganggu

“Coba lo liat duluu, siapa tau itu orang gila nyasar mungkin..”,pinta Marta

“Haduuh nih anak ganggu gue aja”, Ardi kemudian bangun dan membuka jendela kamarnya , mencoba melihat apa yang terjadi diluar rumahnya dan tetap saja sama, tak ada orang sama sekali. Ia melihat ke sebuah pos yang tak jauh dari depan rumahnya, lalu melihat ke sebuah pohon beringin yang cukup besar didepan rumah tetangganya...tak ada seorangpun...

“Udah deh mending kalian tidur aja,lupain aja yang tadi. Jangan lupa baca do’a makanya biar gak diganggu begituan”, kata Ardi lalu kemudian ia merebahkan dirinya dan kembali tidur. Mereka semua pun berdo’a dan segera tidur.

Keesokan harinya, setelah sarapan pagi mereka berkumpul di ruang tamu dengan pintu rumah dalam keadaan terbuka.

“Tau gak Key, sebenernya dua minggu lalu gue juga sempat dengerin suara tangis itu persis seperti kejadian dini hari tadi”,jelas Ardi

“Lah, terus apa bener tadi lo gak denger suara itu?”, tanya Key

“Iya, gue emang bener-bener gak mendengarnya”,Ardi meyakinkan Key

“Gue juga samasekali gak denger suara tangisan seperti yang kalian maksud”,Rifqi menambahkan

“Aneh! bener deh, semalem tuh gue sampe keringetan karena ketakutan. Tuh,kan gue jadi merinding lagi,hiiiii..”,Marta bergidik sambil memeluk bantal yang ada di sofa

“Terus, itu kronologinya gimana, Di?”,tanya Key penasaran

Ardi menghela napas dan kemudian menjelaskan pengalamannya,“Iya, waktu itu gue lagi sendirian dirumah karena bokap ada dirumah yang di Bogor. Kejadiannya bermula saat gue lagi nonton tv tengah malem, kemudian gue mendengar ada suara tangisan diluar rumah. Tadinya samar, tapi lama kelamaan suara itu seperti mendekat dan berlangsung cukup lama. Ya..gue pikir itu suara si Noni yang lagi rewel gak bisa tidur,namanya juga anak balita, jadi gue cuekin aja...”

“Siapa Noni?”,tanya Rifqi memotong pembicaraan

“Sepupu gue, itu rumahnya yang ada disebelah pos”,kata Ardi sambil menunjuk rumah yang dimaksud

“Nah, keesokan harinya gue mampir ke rumah orangtuanya Noni. Gue tanya aja ke ibunya kenapa semalem si Noni nangis, eh ibunya malah ngebantah. Dia bilang, Noni sama sekali gak nangis dan bahkan lagi tidur pules. Dia juga bilang kalo dia gak dengar ada suara tangisan seperti yang gue maksud”,jelas Ardi

“Ya ampun gue makin merinding nih..!”,Marta menutupi wajahnya dengan bantal kecil

“Ah, gampang parno lo, Ta!”, Rifqi menoyor kepala Marta

“Setelah gue dengerin pengakuan ibunya Noni, gue jadi bertanya tanya sebenernya itu suara siapa”,kata Ardi kemudian ia bersandar di sofa

“MMMM....Mungkin itu emang suara hantu yang suka iseng”,tukas Rifqi

“Gue jadi berpikir kalo itu bukan suara hantu yang iseng, tapi suara almarhumah nenek kita yang meninggal 33 hari yang lalu,Key”,bantah Ardi sambil menatap Key

“Masa sih? Gak mungkin ah”,Key tak percaya

“Oiya,apakah suara tangisan itu seperti memanggil nama seseorang?”,Ardi malah balik bertanya

“Nah,iya,iya..suara itu seperti suara perempuan yang memanggil emaknya!”,Marta membenarkan

“Bukan,yang dia panggil bukan ibunya tapi nama seseorang,nama ibunya Noni!”,bantah Key

“Maksudnya apa sih, gak ngerti gue gak paham”,Rifqi mengernyitkan dahi

“Jadi, panggilan Emak itu panggilannya ibunya Noni, bukan emak yang berarti ibu”,ujar Ardi

“Terus kenapa almarhumah manggil manggil dia?”,tanya Rifqi

“Mungkin aja almarhumah belum tenang di alam sana dan mencoba minta tolong kepada anak kesayangannya,Emak ”,tukas Ardi

“Bisa jadi, kan kalo arwah orang meninggal yang belum mencapai 40 hari setelah hari kematiannya, maka arwahnya masih bergentayangan di sekitar tempat ia tinggal. Lagipula lo juga tau kan kalo almarhumah semasa hidupnya jarang solat, Ar”,ungkap Key

“Tuh, kan makanya Qi..lo yang rajin solatnya, biar matinya tenang..eh”,ledek Marta kepada Rifqi

“Ye..enak aja , kayak lo udah jadi orang beriman aja”,Rifqi membalas ledekan Marta

“Ssss... sudah-sudah, kalian malah saling bully gitu, ga baik!”teriak Key

“Eh, Berarti almarhumah masih punya waktu tujuh hari lagi dong bergentayangan disekitar rumah orangtuanya Noni?? Termasuk ...rumah ini”Marta memasang muka panik

“Yaudahlah, almarhumah juga gak akan mungkin ganggu kita. Dia kan hanya ingin selalu diingat dan selalu di beri do’a agar ia lebih tenang di alam sana”,jawab Ardi santai

“Iya, dengan kejadian ini, kita diperingatkan oleh Allah agar  kita sebagai manusia memanfaatkan waktu yang kita miliki untuk melakukan hal yang berguna terutama beribadah kepada-Nya”,ujar Rifqi

“Betul. sebaiknya kita lebih sering mendoakan almarhumah supaya beliau menjadi lebih tenang di alam sana...”,kata Ardi.

“Iya dan semoga almarhum diterima disisi Allah Yang Maha Kuasa, aamiin”kata Key sambil mengusap kedua tangannya ke wajahnya.