Praktik Spiritual Yahudi untuk Cegah Bunuh Diri Remaja

10 views

lensaremaja.com - Fakta bunuh diri remaja memang tak dapat dipandang minor, sebab menurut Lembaga Nasional Kesehatan Mental AS, bunuh diri remaja di negeri Paman Sam termasuk salah satu sebagai pembunuh utama remaja usia 15 sampai 24 tahun, setelah kasus kecelakaan dan pembunuhan. Sementara tingkat bunuh diri remaja di Israel secara konsistem merupakan salah satu yang terendah di antara negara maju.

Peneliti Israel telah menemukan hal menarik seputar bunuh diri. Peneliti Tel Aviv University mengatakan praktik religi Yahudi dapat melindungi seorang remaja dari tindakan bunuh diri.

Melansir Science Daily, Sabtu 4 Oktober 2014, riset yang diterbitkan dalam jurnal European Psychiatry itu sebenarnya terpacu dengan teori bapak Sosiologi Emile Durkheim yang berspekulasi agama bisa melindungi impuls bunuh diri. Durkheim menyatakan teori itu pada 1897, dan selama beberapa dekade berikutnya beberapa peneliti mencoba membuktikan apa yang diyakini Durkheim. Riset dilakukan peneliti Pusat Kesehatan Mental Tel Aviv University, Dr.Gal Shoval dan Dr.Ben Amit. Riset dilakukan dengan menggunakan studi data Survei Kesehatan Mental Remaja Israel (ISMEHA) milik Departemen Kesehatan Israel.

Dalam riset itu, peneliti Tel Aviv mewawancari 620 remaja Yahudi berusia kisaran 14-17 tahun. Wawancara yang juga melibatkan ibu responden, dilakukan di rumah mereka masing-masing. Wawancara menilai karakteristik sosial demografi, kesehatan mental yang mencakup pikiran dan perilaku bunuh diri dari para remaja Yahudi. Responden juga diminta untuk menentukan kriteria regilius mereka, apakah mereka masuk dalam Yahudi yang sekuler, taat atau ultra-Ortodoks. Hasilnya, ditemukan remaja Yahudi yang taat menunjukkan perilaku risiko bunuh diri 45 persen lebih sedikit dibanding remaja Yahudi sekuler. Dengan temuan itu, menunjukkan ketaatan beragama memang membantu melindungi remaja yahudi atas tindakan bunuh diri.

"Kematian akibat bunuh diri merupakan salah satu penyebab kematian paling umum pada populasi remaja. Dan ini berpotensi dicegah," ujar Amit yang menekankan hasil riset ini bisa menemukan membantu menemukan alasan yang menyebabkan remaja nekad ingin bunuh diri.

 

Riset Remaja Kristen

Amit menambahkan temuan pada remaja Yahudi sangat berbeda dengan penelitian pada remaja Kristen, yang mana efek perlindungan praktik Yahudi tak terkait dengan penurunan tingkat depresi. Pada studi remaja Kristen, peneliti menemukan remaja Kristen religius merasa lebih sedikit depresi dibandingkan rekan Kristen sekuler mereka.

"Menurut penelitian kami, remaja yahudi yang religius tampak lebih sedikit risiko bunuh diri dari rekan sekuler, meskipun Yahudi religius masih mungkin merasa depresi," jelas Amit.

Hasil riset itu juga membuktikan mengapa ajaran spiritual Yahudi dan dukungan komunal di lingkungan Yahudi menentang tindakan bunuh diri. Peneliti menekankan bunuh diri dan menyakiti diri merupakan perilaku kompleks yang memerlukan penelitian lebih lanjut untuk menemukan mekanisme yang terlibat di dalamnya. Ke depan, peneliti merekomendasikan, agar menggabungkan unsur biologis dan psikologis, dalam mengkaji perilaku bunuh diri ini. Amit mengatakan menyadari faktor risiko dan mekanisme yang terkait dari perilaku bunuh diri dan menyiksa diri, merupakan hal penting untuk mencegah bunuh diri remaja.

"Sebab studi kami menunjukkan efek perlindungan religiusitas terhadap bunuh diri remaja yahudi. Kami yakin ini memberi pemahaman berharga untuk para dokter dan pembuat kebijakan yang berhubungan dengan remaja Yahudi baik di Israel maupun di seluruh dunia," beber dia. Sedangkan Shoval melengkapi, tindakan bunuh diri dan menyiksa diri mewakili sisi keresahan dalam diri remaja.

"Bagi banyak remaja, bunuh diri hanyalah terkait kehilangan harapan," tegas Shoval.

 

sumber : VIVAnews.com

Leave a reply "Praktik Spiritual Yahudi untuk Cegah Bunuh Diri Remaja"

Author: 
author
wanita biasa yang ingin menjadi cerdas dan ramah