Lensaremaja.com – Karya – karya dari penulis ternama Tere Liye memang sudah tidak usah diragukan lagi akan kualitasnya. Penulis selalu berhasil membuat para pembacanya tersihir akan cerita-cerita yang beliau tulis. Novel Moga Bunda Disayang Allah dan Hafalan Shalat Delisa karangan beliau pun bahkan berhasil diangkat ke layar lebar.
Salah satu buku Tere Liye yang diterbitkan baru-baru ini, tepatnya Agustus 2014 lalu adalah buku yang berjudul "Dikatakan atau tidak Dikatakan, Itu Tetap Cinta". Buku tersebut merupakan buku Tere Liye yang berisikan 24 sajak karya beliau.
Berikut ini sajak Hujan, salah satu sajak dari buku "Dikatakan atau tidak Dikatakan, Itu Tetap Cinta" karya Tere Liye.
SAJAK HUJAN
Berteriaklah di depan air terjun tinggi,
debam suaranya memekakkan telinga
agar tidak ada yang tahu kau sedang berteriak.
Berlarilah di tengah padang ilalang tinggi,
pucuk-pucuknya lebih tinggi dari kepala
agar tidak ada yang tahu kita sedang berlari.
Termenunglah di tengah senyapnya pagi,
yag kicau burung pun entah hilang ke mana
agar tidak ada yang tahu kau sedang termangu.
Dan, menangislah saat hujan,
ketika air membasuh wajah
agar tidak ada yang tahu kau sedang menangis, Kawan.
Perasaan adalah perasaan.
Tidak kita bagikan, dia tetap perasaan.
Tidak kita sampaikan, ceritakan, dia tetap perasaan.
Tidak berkurang satu helai pun nilainya.
Tidak hilang satu daun pun dari tangkainya.
Perasaan adalah perasaan,
Hidup bersamanya bukan kemalangan.
Hei, bukankah dia memberikan kesadaran
betapa indahnya dunia ini?
Hanya orang-orang terbaiklah yang akan menerima kabar baik.
Hanya orang-orang bersabarlah yang akan menerima hadiah indah.
Maka nasihat lama itu benar sekali,
Menangislah saat hujan,
ketika air membasuh wajah, agar tidak ada yang tahu kau sedang menangis, Kawan.
Incoming search terms:
- puisi hujan dari tere lie
- sajak tereliye
- yhs-ddc_bd
Tags: #puisi #sajak #tere liye
Related Post "Sajak Hujan Karya Tere Liye"